Goodbye, Things Hidup Minimalis ala orang jepang karya fumio sasaki . Di awal buku ini fumio sasaki memberikan gambaran apartemenya sewaktu maksimalis dan setelah minimalis. Berikutnya fumio sasaki menampilkan beberapa orang yang menjalankan hidup minimalis seperti fumio sasaki, hiji,pasangan ofumi dan tee, ibu yamasan dan petualang kouta itou. Minimalisme adalah gaya hidup yang berarti kita mengurangi barang yang kita miliki sampai pada tingkat paling minimum.
Mengapa minimalisme?coba renungkan tak seorang pun yang lahir ke dunia membawa suatu benda.semua orang mengawali hidup sebagai minimalis. Nilai diri tidak ditentukan oleh seberapa banyak barang yang kita punya. Fumio sasaki juga mencontohkan orang yang membawa banyak tas saat mengantre di pesawat.
Sasaki awalnya adalah orang yang selalu merasa tidak bahagia, pria 35 tahun yang masih lajang ini sering mabuk-mabukan dengan kamar yang berantakan ,sampai saat dia membeli alcohol ada yang menyeletuk Alkohol tidak membuat kita bahagia, tapi adalah pelarian dari rasa merana. Setiap hari sasaki hanya masuk kantor membalas surel tanpa mengerjakan apapun karena dia tidak bisa berkosentrasi saat bekerja.Apartemennya penuh dengan barang karena dia selalu ingin membeli barang paling keren, paling besar dan paling berat. Dia selalu menympannya karena dia berpikir benda itu mungkin tidak digunakan sekarang, tapi bukan berarti tidak digunakan nanti.
Minimalisme modern muncul sekitar tahun 2010 seperti kemunculan Danshari (seni memberskan, membuang dan berpisah dengan barang), dan yang fenomenal tentu buku the life-changing magic of tidying up karya marie kondo. Perubahan besar pun terjadi saat dia mulai mengurangi barang yang dimiliki kini ia bisa bangun pagi, tidak mabuk lagi, dan tentu saja menjadi bahagia. Sasaki juga mendaftar barang yang ia buang yang bernilai jutaan rupiah seperti televise 42inchi,system audio lengkap plus ps3,gitar listrik dan pengeras suara,peralatan kamera lengkap,termasuk membuang video dewasa yang paling menuntut keberanian sasaki untuk membuangnya.
Sasaki mencontohkan minimalis di jepang jaman dahulu sudah menjadi budaya dengan hanya memiliki 2 -3 kimono yang bersih dan rapi. Budaya jepang ini punya kaitan dan diimport oleh produk apple dan steve jobs, semua produk ciptaan jobs menghindari kesan berlebihan. Mungkin karena jobs adalah pengikut zen jepang yang mengajarkan minimalisme.
lalu kenapa manusia mengumpulkan banyak barang? Yang pertama menurut sasaki Karena manusia memiliki efek jemu yang sangat kuat dan meracuni sehingga kita akan merasa sangat bahagia setelah memiliki benda selama beberapa waktu. Kemudian lantas menjadi terbiasa dan benak kita pun tak lagi melihat adanya variasi. Stimulus kita kehilangan kebaruannya, dan benda itupun menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari yang tidak kita hargai. Tanpa variasi , perasaan jemu dan bosan akan timbul. Kegiatan ini terus berulang seperti lingkaran setan.Jika sudah tahu kita akan bosan kenapa kita terus membeli barang?menurut sasaki karena kita menggunakan masa kini untuk meramal emosi di masa depan.manusia mungkin satu-satunya mahluk hidup yang mampu membayangkan masa depan, walau prediksinya terkadang tidak akurat.
Dua Nilai diri adalah salah satu yang mengakibatkan kita mengumpulkan banyak barang supaya kita mendapatkan pengakuan dari lingkungan sekitar. Sasaki mencontohkan kita akan senang saat ada yang memberi like terhadap status atau konten kita atau bertambahnya follower di medsos kita . Atau kita kaya raya dan ingin orang lain tahu mengenai hal itu sehingga kita mempekerjakan sopir , lalu memintanya membukakan pintu sementara kita keluar dan berjalan , merasa penting, dengan kacamata hitam dan perhiasan emas dan baju bermerek untuk mengintimidasi orang lain sementara para pengiring mengikuti langkah kita. Sambil berkata minggir saya orang penting. Setiap orang memiliki kualitas yang berbeda-beda, sebagian langsung telihat dari penampilan fisiknya seperti cantik, tinggi,bentuk tubuh bagus dan tingkah laku seperti baik hati,murah hati, lucu tetapi terkadang orang baik mungkin tidak terlalu bisa diandalkan di situasi darurat dengan kata lain nilai diri seseorang orang baik benar-benar terlihat saat kita benar-benar menghabiskan waktu dengan orang itu. Yah mungkin saat pacaran akan berbeda dibandingkan saat sudah berkeluarga.nah Menurut sasaki disinilah barang-barang berperan memperlihatkan kepribadian dan nilai yang kita anut. Seperti sasaki banyak mengoleksi buku supaya memberikan pesan kepada yang mengunjunginya bahwa dia sudah membaca begitu banyak buku dan sasaki punya rasa ingin tahu yang tinggi walaupun belum semua buku yang dikoleksi dibaca. Sasaki tidak banyak bicara agar dia terlihat seperti pria biasa dengan pengetahuan yang luar biasa atau bisa disebut orang yang terpelajar dan berpemikiran mendalam.tapi jika terlalu banyak, Barang yang seharusnya mereprestasikan kualitas diri justru memperbudak kita, karena kita dipaksa menghabiskan waktu dan energy untuk merawatnya.
55 cara kita berpisah dengan barang dipaparkan sasaki saya paparkan beberapa ya. 1)kurangi barang-barang kembar, cara paling mudah adalah mengurangi barang yang sama sehingga kita tidak terlalu terbebani saat membuangnya karena masih ada penggantinya 2)buang barang yang sudah setahun menganggur, teknik ini juga cukup mudah karena kita sudah lama tidak menyentuh barang tersebut 3)beralih ke foto digital untuk memudahkan mengenang sesuatu 4)barang bagaikan teman sekamar, tapi kita yang membayar sewa tinggal 5)jadi mahluk social, jadilah peminjam barang 6)coba pikirkan apa sebetulnya yang diinginkan almarhum?7)satu masuk,satu keluar 8)tidak perlu membeli karena murah,tidak perlu mengambil karena gratis
Sasaki memaparkan dengan menjadi minimalis kita punya lebih banyak waktu karena saat berbelanja misalnya memberli peralatan elektronik seperti oven sasaki akan membaca spesifik produk dari beberapa produsen , menelaah setiap ulasan dari pembeli lain di internet dan membuat evaluasi komperhensi dan sasaki akan bangga jika mendapat produk yang fiturnya tidak ada di produk lain dengan harga yang sama—padahal tak sekalipun fitur istimewa itu digunakan. Atau sasaki saat membeli pakaian dia bisa seharian mencari pakaian dan keluar dari toko dengan tangan kosong. Saat menjadi minimalis kriteria yang ditentukan sudah jelas seperti steve jobs dengan ciri khas kaus turtleneck hitam dan mark zuckerberg dengan kaus abu-abu.
Selain dalam berbelanja menjadi minimalis juga bisa mempercepat pekerjaan rumah, seperti menyapu jika kita memiliki katakanlah patung langkah yang diperlukan dalam membersihkan adalah pidahkan patung, sapu lantai tempat patung berdiri, kembalikan patung ke tempat semula. Kalau minimalis kita tinggal menyapu saja.
Menjadi minimalis juga tidak perlu menghabiskan waktu mencari barang karena jumlah barang yang sangat sedikit dan diletakkan di tempat yang sama. Kebebasan bertambah dengan menjadi minimalis kebebasan bertambah karena cukup rumah kecil tanpa memikirkan biaya KPR selama tiga puluh tahun karena tidak memiliki banyak barang. Sasaki tinggal di apartemen dg biaya sewa apartemen 67.000 yen(kira-kira 8,5 juta). Sasaki bisa hidup dengan nyaman dg 100.000 yen(kira-kira 13 juta) per bulan termasuk keperluan modern seperti iphone. Dan di jepang begitu banyak pekerjaan dengan upah sekita 13 juta rupiah per bulan dan ada beberapa pekerjaan yang bisa dilakukan jarak jauh sehingga bisa saja sasaki tinggal di negara yang dengan biaya hidup yang minimal. Apalagi menjadi minimalis sasaki tidak pernah membawa barang banyak-banyak.
Minimalisme informasi menurut sasaki manusia ibarat peranti keras berusia lima puluh tahun . otak dan tubuh tak banyak berubah sejak lima puluh tahun. Generasi muda kini tumbuh dengan teknologi digital dan akses internet, tapi hal ini tidak berarti kapasitas memori meningkat. Jika benak kita penuh informasi, kita pun bisa hang seperti komputer lama. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang benaknya dibanjiri informasi memberikan hasil tes yang serupa dengan orang yang mengkonsumsi mariyuana. Kita sering mendengar tentang kelelahan akibat ketergantungan berlebih padqa media social.
Minimalisme mencintai lingkungan, minimalisme cara sasaki adalah dulu dia membeli air mineral ukuran 2 liter setiap hari dan menimbulkan sampah kini ia beralih menggunakan system penyaring air. Kini sasaki juga tidak menggunakan banyak perabot elektronik sehingga menghemat listrik yang secara otomatis menghemat penggunaan bahan bakar fosil yang masih banyak di pergunakan sebagai pembangkit listrik. Sasaki juga menggunakan lampu tenaga surya untuk malam hari dimana dayanya diisi pada siang hari.
Minimalisme mengurangi pertengkaran, menurut ofumi salah seorang minimalisme yang disebutkan di awal menyatakan ia dan suaminya kini jauh lebih akur setelah mereka membuang barang-barang yang tidak perlu. Yamasan juga punya cerita menarik, saat anaknya punya kamar sendiri-sendiri mereka sering bertengkar memperebutkan kamar, tetapi setelah disatukan di kamar yang sama mereka berhenti bertengkar. Semakin banyakk barang energy yang kita keluarkan semakin banyak sehingga kita akan menjadi stress, frustasi dan menyalahkan siapa pun yang tidak ikut turun tangan membantu. Sebuah penelitian menunjukkan pasangan yang bahagia adalah saling berbicara selama total lima jam setiap minggunya atau lebih. Menurut mccandles hal yang penting dalam hidup adalah memiliki orang lain sebagai tempat berbagi kebahagiaan dan penelitian psikolog ed diener menyatakan rasa bahagia membuat hidup 9,4 kali lebih lama.
Untuk lengkapnya bisa membaca bukunya di perpustakaan pusat undiksha, selamat membaca.