Mekejang Dadi Bangke
Made gimbal dan Band
Bangun Semengan Ningalin Matan Ai
Uling bi Sanje Tiang Sing Nyidang Pules
Nyekcek HP sambil minum arak mecampur
Sambilang meroko bungan kecubung
Munyin kedis di carang kayu
Nakonin tiang eh cai sube meju
Pisagan tiyang Baik HAti
Ngaenang Kopi Metimpal Jaje Uli
Ngantosang peteng ningalin Bulan bintang
Sing ade bintang kanggoang arak kacang
I Wayan buang sing maan ngalih nak bajang
Kanggoang di kamar mandi tangkulentang
Jalanin Gen Hidupe…Bedikin Nyemak Gae
Bin Pidan Mati Mekejang dadi bangke
Bagusang jani menyame, suudang mekeneh momo
Bin pidan mati, tuah mebekel karma
Itulah sepenggal lirik dari musik pop Bali. Musik adalah bagian berkembangnya suatu kebudayaan, musik selain menjadi alat kesenangan juga menjadi alat pengaruh sosial dan perubahan. Musik pop Bali tidak terlepas dari perkembangan musik pop dunia. Menurut situs Saylor Academy musik populer dimulai dari penemuan Thomas Edison dan Emile Berliner tahun 1877, Thomas Edison menemukan jika suara ternyata direproduksi dengan lemabaran kertas timah yang dililitkan pada area sekitar silinder logam yang sedang berputar. Hal tersebut memberi Emile Berliner inspirasi membuat Gramofon menggunakan cakram datar untuk merekam suara, cakram datar lebih murah dibandingkan silinder. Kemudian emile mendirikan Berliner Gramophone Company dan meminta penyanyi opera terkenal saat itu merekam suaranya.
Setelah penemuan itu 1920 pengamat seni rupa, Lawrence Alloway mulai mengenalkan istilah “pop” yang terinsipirasi dari gerakan seni rupa di Amerika dan Inggris. Musik pop mulai dikenal di Amerika latin 1920 sebagai musik pengiring dansa tango yang menggunakan tangga nada minor dan melankolis. Tahun 1920-1940 musik pop menjadi musik yang digandrungi di seluruh dunia.
Perkembangan musik pop semakin pesat setelah dibawakan oleh John Lennon dan kawan-kawan yang terbentuk dalam grup The Beatles yang menjadi legenda pop dunia. Gebrakan The Beatles menyimbolkan pemberontakan terhadap kemapanan musikal yang telah ada. Selain The Beatles ada Rolling Stones, ABBA, Frankei Avalon, Bob Dylan, Marvin Gaye,Aretha Franklin, Sonny & Cher yang membuat musik pop easy listening.
Di Indonesia juga menggeliat musik pop dengan kehadiran Koes Plus yang sangat sederhana baik dalam syair,musik maupun melodi. Musisi Bali pun tak ketinggalan sebut saja Band Putra Dewata yang dipelopori almarhum AA Made Cakra dengan album perdananya berjudul “Kusir Dokar” yang kala itu rekamannya dilaksanakan di Banyuwangi karena studio rekaman saat itu belum ada di Bali. Kemudian muncul lagu merah putih yang diciptakan Gde Darna karena melihat semangat heroik masyarakt Buleleng terhadap serangan NICA 27 Oktober 1945.
Pada era 1980 muncul penyanyi pop Bali seperti Ketut Bimbo, Yong Sagita, Yan Bero dan Yan Stereo yang mengusung tema lagu pop bertema jenaka, cinta serta tema faktual yang sedang terjadi di masyarakat. Musik pop bali memiliki ciri umum yaitu syair berbahasa Bali, selain itu ada juga menggunakan notasi dengan tangga nada pentatonik berlaras pelog-slendro-pemero dan alat tradisional seperti gangsa, kendang, cengceng dan suling (Ardini,2017). namun saat ini lagu pop Bali sudah lebih beragam bentuknya.
Lagu Bali sebenarnya sudah ada sejak manusia Bali ada, Mengingat musik adalah bahasa yang universal, dengan kajian logika sederhana seorang yang tidak mengerti tentang lagu dan musik biasanya akan memiliki naluri berupa tembang sederhana kala menidurkan bayinya, bernagkat dari hal tersebut berkembanglah lagu yang tidak ada penciptanya seperti juru pencar, semut-semut api, meong-meong, kaki-kaki to nguda mabok, cai ketut metajen kangin, cening putri ayu dan lain-lain.
Perkembangan lagu Pop Bali di era modern semakin beragam untuk lengkapnya bisa di baca di perpustakaan pusat Undiksha dengan judul “Perkembangan Lagu Pop Bali di Provinsi Bali” oleh Wakyuning Ngarsih, I Made Sumarja, I Made Dharma Suteja dengan kode 782.43-35. selamat membaca.